28 Juli 2011

SEBERAPA BESAR KASIH ANDA KEPADA TUHAN?



Markus 14:4
“Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?”

Jika anda mengasihi seseorang apapun akan anda lakukan untuk menunjukkan betapa besarnya kasih anda kepada orang tersebut.  Demikian juga yang terjadi dengan kehidupan seorang wanita yang bernama Maria.  Ketika Yesus berada di Betania, wanita ini datang mengurapi Yesus menggunakan minyak narwastu yang mahal (300 dinar/upah selama setahun).  Namun, ada orang yang meresponi perbuatan Maria dengan berkata, “Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?”.  Mereka marah terhadap tindakan wanita itu, dan menggapnya sebagai sebuah pemborosan.  Maria dianggap telah melakukan sesuatu yang berlebihan dengan menuangkan minyak di kepala dan kaki Yesus.  Dalam terjemahan KJV mengatakan, “"Why was this fragrant oil wasted?” (Mengapa minyak wangi ini disia-siakan?).  Mereka bukan saja menganggap sebagai pemborosan, tetapi dalam pengertian yang lain mereka menganggap bahwa tindakan maria merupakan tindakan yang sia-sia dengan memboroskan minyak yang mahal itu.
Mengapa Maria mau melakukan hal yang demikian? Walaupun orang banyak telah memarahi dia dan menganggap perbuatannya itu sebagai sebuah pemborosan.  Dan Mengapa orang lain dengan cepat menyatakan perbuatan Maria sebagai sebuah tindakan pemborosan yang sia-sia?

Jawabannya ada di dalam,

Lukas 7:40-43, “Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."  "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.  Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"  Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Lukas 7:47, “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Lukas 7:47, “BBE And so I say to you, She will have forgiveness for her sins which are great in number, because of her great love: but he who has small need of forgiveness gives little love.”

                Yesus memberikan jawaban terhadap setiap respon yang dinyatakan oleh orang-orang terhadap tindakan Maria.  Yesus menjawabnya dengan sebuah perumpamaan “orang yang dihapuskan hutangnya”.  Ada dua perbedaan respon orang yang dihapuskan hutangnya.  Jika orang yang berhutang sedikit dan tidak mampu membayar - dihapuskan hutangnya, maka akan sedikit juga dia berterima kasih kepada si pemberi hutang.  Tetapi jika orang yang memiliki banyak hutang dan tidak mampu membayarnya - dihapuskan hutangnya maka, ia akan mengungkapan rasa terima kasih yang sangat besar.  Itulah respon yang Maria berikan kepada Yesus, ia menyadari dirinya sebagai orang yang sangat berdosa dan tidak mampu lagi untuk membayar segala dosa-dosanya.  Ia sungguh percaya bahwa Yesus telah memberikannya pengampunan atas segala dosa-dosanya.  Dengan demikian Maria dengan rela memberikan segala yang ia miliki untuk dapat melayani Yesus.

                Sama seperti keadaan kita sekarang, kita perlu menyadari diri kita sebagai orang yang sangat berdosa dan tidak layak untuk mendapatkan pengampunan.  Namun karena kasih Allah, Yesus datang untuk memberikan anugerah pengampunan kepada kita atas segala dosa kita.  Jika kita bisa menyadari dan merenungkan betapa besarnya kasih Allah akan pribadi kita saat ini, maka kita pun akan memiliki respon yang sama seperti Maria.  Kita selalu ingin memberikan yang paling tebaik dari apa yang kita miliki untuk TUHAN.  Kita akan lebih lagi mengasihi TUHAN/mencintai TUHAN dibandingkan kesenangan duniawi, kesibukan, dan segala harta benda yang ktia miliki.

                Namun ketika kita menganggap bahwa Anugerah dari pengampunan/kasih Allah itu adalah hal yang biasa, maka kita akan memiliki respon yang sama seperti dalam Markus 14:4, “untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?”.  Untuk apa mengorbankan sesuatu yang mahal/kepentingan kita hanya untuk melayani TUHAN?  Perbuatan ini tidak ada gunanya, karena masih banyak hal lain yang berguna yang dapat kita lakukan.  Bahkan kita kadang kala tanpa rasa malu dan dengan teganya hanya memberikan sisa-sisa waktu kita yang sedikit untuk dapat bersaat teduh dengan TUHAN.  Kadang juga kita terlalu sibuk dan menempatkan TUHAN diposisi yang kedua dalam hidup kita.
   
                Karena itu kita perlu memiliki kesadaran akan Anugerah pengampunan Yesus yang besar atas pribadi kita, sehingga tidak ada satu alasan pun yang dapat menghalangi kita untuk melakukan yang terbaik bagi TUHAN.  Apapun akan kita lakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kita kepada TUHAN, meski pun harus mengorbankan minyak narwastu yang mahal/sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita – kita berani melakukan itu/kita berani mengorbankan semua itu untuk dapat melayani TUHAN.  Amin

KEKUATAN TUHAN DI DALAM DOA

Yakobus 5:16-18
"Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.  Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan."
Doa merupakan gaya hidup orang percaya.  Di dalam doa sebenarnya kita sendang menaruh segala kepercayaan kita kepada kehendak dan rencana TUHAN bagi kehidupan serta masa depan kita.  Kita semua memiliki pelayanan di dalam Gereja ini dan masing-masing kita, sudah pasti tidak sama di dalam kapasitas secara pribadi dalam menjalankan pelayanan.  Namun dalam segala keterbatasan dan kelemahan kita secara pribadi – jangan pernah kita menjadikan itu alasan untuk kita tidak lagi bersemangat melayani dan tidak bertumbuh di dalam efektivitas pelayanan.  Tetapi dengan semuanya itu kita harus menyadari bahwa kita terbatas secara manusia dan selalu membutuhkan TUHAN dalam kehidupan kita.  Pelayanan di Gereja adalah pelayanan TUHAN, dan sebagai hamba Tuhan/orang percaya seharusnya kita menjadikan doa sebagai pintu utama untuk TUHAN memakai kita dengan luar biasa di dalam pelayanan-Nya.
Seorang pemuda yang telah bertobat berusaha untuk mecari pekerjaan untuk menafkahai ibunya.  Sekarang dia mempunyai suatu rahasia baru sebelum melakukan sesuatu yaitu berdoa.  Lalau dia berdoa kepada Allah agar membuka jalan baginya.  Kantor Pos disalah satu kotanya (Shanghai) memerlukan beberapa pegawai baru.  Mereka akan dipilih melalui ujian di dalam bahasa Inggris dan Tionghoa.  Pengetahuan pemuda ini terbatas tentang bahasa Inggris.  Dia merasa tidak akan bias lulus dalam ujian itu.  Namun dia sangat memerlukan pekerjaan itu.  Maka dia berdoa kepada Allah supaya dia lulus, jika hal itu diperkenankan oleh Allah.
Di antara para pelamar ada siswa-siswa Sekolah Tinggi, bahkan ada pula siswa-siswa yang baru kembali dari luar negeri.  Kira-kira ada 1000 pelamar untuk kurang lebih 100 jabatan, maka ada persaingan yang sengit.  Mereka mempunyai pendidikan, tetapi pemuda ini mempunyai Allah yang dapat menolongnya.  Dia percaya kepada Allah dan dengan pikiran yang tenang dia mengikuti ujian.  Empat hal diajukan, yaitu membuat karangan dalam bahasa Inggris dan Tionghoa, ilmu pasti dan ilmu bumi.  Pemuda ini adalah orang yang pertama menyerahkan kertas jawaban dan dengan tenang keluar ruangan.  Dia menyerahkan semua hasil ujiannya ke dalam tangan Allah.  Beberapa hari kemudian, sepucuk surat dating dari kantor pos dan setelah membacanya, dia hanya dapat berkata, “Puji Tuhan! Allah telah mendengar doa saya.”  Pemuda ini terpilih untuk dapat menjadi bagian di dalam pekerjaan di kantor Pos.  Pemuda itu adalah Dr. Andrew Gih, yang adalah missionary dari Tiongkok, Pendiri SAAT dan GKKK.
Kita percaya bahwa di dalam Doa ada kuasa yang TUHAN nyatakan dalam hidup kita.  Apa yang mustahil bagi kita, tidak pernah mustahil bagi ALllah, sebab jika Allah berkenan mengadakan sesuatu dalam hidup kita, Ia akan menjadikan segala yang mustahil itu menjadi mungkin.  Amin

MEMILIH BAGIAN TERBAIK

Diambil dari:
http://www.pelitahidup.com/2010/08/31/memilih-bagian-yang-terbaik/
Bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap orang percaya. Tuhan senantiasa menyediakan berkat bagi mereka yang mau bekerja keras untuk mendapatkannya. Siapa yang bekerja akan mendapatkan upahnya.
memilih-bagian-yang-terbaik“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” ” Lukas 10:38-42
Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” 2 Tesalonika 3:10
*courtesy of PelitaHidup.com
Di sisi lain, berdoa juga merupakan keharusan bagi umat Tuhan. Doa merupakan nafas kehidupan kita. Doa merupakan komunikasi antara kita dengan Allah Bapa di sorga. Ketika kita berhenti berdoa, maka nafas kita juga berhenti, hubungan kita dengan Tuhan juga terhenti. Selain itu doa juga membawa kekuatan bagi kita dalam menghadapi berbagai masalah. Ketika kita ada dalam pencobaan, kita tinggal berseru kepadaNya melalui doa. Dia yang setia akan menjawab doa yang kita naikkan kepadaNya.
Kita dapat melihat beberapa macam tipe orang yang ada di sekeliling kita. Satu tipe yang suka bekerja keras, tetapi melupakan doa. Mereka hanya berpikir bahwa segala kesuksesan diperoleh karena memang mereka bekerja keras.
Tipe lainnya adalah yang suka berdoa dan berdoa terus, tanpa langkah iman yang nyata. Mereka yakin bahwa hanya dengan doa, mujizat pasti terjadi. Tipe yang lainnya adalah orang yang suka bekerja dan suka berdoa juga. Mereka menyadari bahwa jika mereka bekerja tanpa berdoa, usaha mereka akan sia-sia. Tetapi jika mereka hanya berdoa saja tanpa bekerja, mereka tidak akan mendapatkan berkat.
*courtesy of PelitaHidup.com
Dari ayat di atas dapat kita pelajari bahwa Tuhan tidak menunjuk siapa yang salah dan siapa yang benar. Maria juga orang yang suka bekerja. Tetapi di bagian itu Maria menyadari bahwa dia harus duduk diam di bawah kaki Tuhan. Oleh karena itu Tuhan menyatakan bahwa Maria telah mengambil bagian yang terbaik, yaitu tetap memprioritaskan Tuhan di atas segala aktivitas maupun kegiatannya.
Ketika kita bekerja dan tetap memuliakan nama Tuhan dalam setiap pekerjaan kita, maka Tuhan yang akan turun tangan memberi kita kemampuan dan kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada. Seringkali kita menghadapi hal yang tidak mungkin bagi kita untuk dilakukan atau dikerjkan. Tetapi ketika kita berdoa dan menyerahkan pekerjaan itu kepada Tuhan, kemudian kita melakukan yang terbaik yang kita dapat lakukan, maka Tuhan akan mencurahkan kuasaNya atas diri kita, sehingga kita dapat menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik.
*courtesy of PelitaHidup.com
Bekerja dan berdoa harus dilakukan secara seimbang. Kita harus tetap bekerja untuk dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi segala kebutuhan kita maupun keluarga. Tetapi doa juga merupakan nafas bagi kita agar kita tetap dapat bertahan dalam berbagai keadaan, bahkan sampai kepada keadaan yang terburuk sekalipun. Melalui doa kita mendapat asupan energi supranatural, yang tidak kelihatan secara kasat mata, sehingga kita sanggup berdiri untuk meraih kemenangan demi kemenangan. Melalui doa kita mendapat hikmat untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
Tanpa bekerjapun doa kita akan menjadi sia-sia. Ketika kita berdoa dan berdoa terus, tetapi kita tidak melangkah untuk mencari pekerjaan, maka kita tidak akan mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan. Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.
*courtesy of PelitaHidup.com
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
” Yakobus 2:17-20
Rasul Paulus juga tidak hanya mengabarkan dan mengajarkan Injil kepada banyak orang, tetapi dia juga bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian dia tidak menjadi beban bagi orang lain. Dan diapun juga dapat menjadi teladan bagi banyak orang.
Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
” 2 Tesalonika 3:7-9

*courtesy of PelitaHidup.com
Marilah kita tidak mengabaikan salah satu dari dua aspek ini, yaitu bekerja dan berdoa. Dengan demikian berkat kelimpahan, keberuntungan dan kesuksesan akan senantiasa mengikuti kita sampai kepada akhirnya. Nama Tuhan dimuliakan adanya. Ora et labora. (Ry050510)
Doa:
Tuhan mampukan saya untuk mengutamakan Engkau di atas segalanya. Mampukan saya juga untuk dapat melakukan tugas dan tanggung jawab saya dalam pekerjaan dengan baik. Pimpin dan sertai saya senantiasa.
Langkah iman:
  • Berdoa setiap hari, minta hikmat, penyertaan dan kekuatan dari Tuhan.
  • Bekerja dengan baik, selesaikan tugas dan tanggung jawab yang ada. Lakukan yang terbaik.
Renungan ini merupakan renungan pilihan dari ‘Pelita Hidup Membership’. jika Anda rindu menerima renungan seperti ini setiap hari, silahkan klik disini untuk lihat info detailnya.

KEKUATAN UNTUK BERUBAH



    Power Ranger merupakan salah satu tokoh Super Hero yang disukai oleh anak-anak.  Saya pun sering menontonnya waktu kecil.  Kita akan membahas renungan hari ini dengan memandingkan kehidupan kita dengan Power Ranger.  Super Hero ini mempunyai tugas melindungi bumi dan manusia dari para monster jahat yang mau menguasai bumi.  Mereka adalah manusia biasa namun memiliki kekuatan khusus untuk merubah diri menjadi Super Hero yang dinamakan Power Ranger.  Dengan kekuatan itu mereka mampu melawan setiap monster-monster yang menyerang bumi dan manusia.  Betapa diperlukannya Power Ranger untuk menolong manusia dan melindungi bumi ini.

    Saya dapat menyamakan Power Ranger dengan anak-anak TUHAN dalam beberapa  hal.  Anak-anak TUHAN juga adalah Super Hero atas dunia ini.  Mengapa bisa demikian? Ya, setiap kita sebagai anak TUHAN dituntut untuk menjadi penolong antar sesama kita.  Kita menolong orang lain dari monster-monster yaitu iblis/setan yang mau menguasai kehidupan mereka.  Iblis adalah satu-satunya musuh kita sebagai anak TUHAN dan mereka selalu ingin menyerang kita untuk menjatuhkan kita ke dalam dosa.

    Cara menolong mereka bukanlah dengan kekuatan fisik seperti Power Ranger, tetapi dengan kekuatan KASIH TUHAN dalam diri kita.  Dengan kekuatan KASIH kita menolong orang lain dan menyatakan kekuatan KASIH Tuhan pada mereka.  Namun kita hanya dapat menolong orang lain jika diri kita telah mengalami perubahan.  Sebagai anak-anak TUHAN hidup kita harus mengalami perubahan, tetapi tidak seperti Power Ranger yang mengalami perubahan sementara saja ketika ada musuh datang.  Tetapi perubahan dalam hidup kita permanen dan seterusnya.  Sebab anak-anak TUHAN selalu setia untuk berjaga-jaga dari serangan Iblis/setan secara tiba-tiba.  1Petrus 5:8, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”.  Perlu disadari bahwa, kekuatan untuk mengalami perubahan adalah hidup berpusat pada KRISTUS.  Dengan demikian kekuatan Allah Roh Kudus memberikan kita kemampuan untuk menyatakan kekuatan KASIH ALLAH kepada dunia dan membawa orang banyak kepada YESUS untuk diselamatkan dari monster Iblis/Setan.

    Kekuatan untuk merubah hidup kita terdapat dalam hidup yang berpusat pada KRISTUS.  Mari koreksi diri kita? Apakah selama ini kita melayani berdasarkan kekuatan kita atau kah kita melayani dengan kekuatan yang TUHAN berikan kepada kita.

Pengertian Keluarga


            Dalam arti yang sederhana keluarga adalah, “Ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah.”[1]  Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : “Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.”[2]  Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :  “Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.”[3] 
Menurut pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan satu bentuk lembaga yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak, yang hidup dalam sebuah rumah tangga.  “Sebagai pembentukan unit yang lebih dari satu pribadi, maka unit yang paling dasar disebut unit keluarga melalui pernikahan yang sah.  Ini menjadi unit pembentukan masyarakt yang paling dasar.”[4]
Pengertian Anak
Ada beberapa pengertian tentang anak, Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986), “anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.”[5]  Haditono (dalam Damayanti, 1992), “berpendapat bahwa anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.”[6]  Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menyebutkan bahwa : “Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin.  Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) memberikan batasan mengenai pengertian anak atau orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berumur 21 (dua puluh satu) tahun.  Seperti yang dinyatakan dalam Pasal 330 yang berbunyi : belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun, dan tidak lebih dahulu kawin.”[7]  Jadi anak merupakan suatu bagian penting di dalam keluarga yang membutuhkan arahan, bimbingan dan tuntunan untuk menjadi lebih dewasa dalam segala hal.
Peranan Orang Tua di Dalam Keluarga
            Keluarga sebenarnya memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang kuat.  Di dalam sebuah keluarga peranan terpenting dipegang oleh kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu.  Dari sekian banyak peranan, keduanya memiliki tanggung jawab yang paling utama di dalam membentuk kepribadian anak mereka.  Mary Go Setiawani mengatakan, “Konsep moral bagi remaja/pemuda adalah ukuran yang dipakai untuk menentukan benar atau salah, nilai dan konsep hidup.  Semua itu dipengaruhi oleh lingkungan hidup termasuk pengaruh dari kerluarga, yaitu dari orang tua maupun dari saudara, pandangan umum dalam lingkungan masyarakat, pendidikan moral yang diajarkan sekolah, juga pengaruh dari acara televisi dan sebagainya.”[8]  Dari pernyataan ini dapat dilihat bahwa, keluarga memiliki peranan yang penting di dalam membentuk moral seorang anak.  Perilaku moral anak tergantung dari pembentukan imannya atau pengenalannya kepada TUHAN.  Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama di dalam pendidikan iman anak, sehingga peranan orang tua harus dapat berjalan dengan baik.  Amsal 22:6 berkata demikian, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”  Dasar dari pendidikan iman di dalam keluarga adalah kebenaran firman TUHAN.  Tidak mudah memang dalam mendidik iman anak di dalam lingkungan keluarga.  Larry Cristenson mengatakan,
Semua orang tua harus menyesuaikan diri kepada kenyataan yang kadang-kang sukar untuk disadari, yaitu bahwa setiap anak adalah berlainan, dan sementara mereka bertumbuh menjadi dewasa, anak-anak itu makin hari makin berbeda kehidupannya.  Itu tidak berarti di dalam suatu keluarga tiap-tiap anggotanya hanya memperjuangkan kehendak perorangan saja, tetapi itu berarti bahwa perbedaan-perbedaan yang ada dalam tabiat dan pembawaan anak-anak menandakan adanya perbedaan arah kehidupan yang telah ditentukan Allah untuk mereka masing-masing.[9]

            Pembinaan terhadap anak tetap merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua dan tidak dapat diberikan kepada orang lain.  Sebenarnya kepribadian orang tua menentukan bagaiman ia memandang pentingnya pembinaan iman di dalam keluarga.  Ulangan 6:5-7, “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”  Pendidikan iman terhadap anak harus terus dilakukan dan Allah telah menyerahkan tugas dan tanggung jawab itu kepada orang tua.
Pandangan Paul D. Meir Tentang Pengembangan Rohani Anak di Keluarga[10]
Paul D. Meir membahas bahwa pengembangan rohani anak dibagi dalam dua masa, yaitu masa sekolah dasar dan masa belasan tahun.  Dalam bukunya yang berjudul Membesarkan Anak dan Pengembangan Watak Secara Kristen, Paul D. Meir mengukapkan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pengembangan rohani anak pada dua masa ini,
Masa Sekolah Dasar
Pengenalan
Kebanyakan anak menunjukan sikap bekerja sama selama masa ini.  Mereka ingin menyenangkan orang tua dan guru serta meniru pengajaran moral dari orang tua.  Komunikasi orang tua dengan anak amat mempengaruhi harga diri anak sendiri.
Kesadaran Pertumbuhan Awal
Seorang anak akan terus meniru orang tuanya yang sejenis kelamin serta berpikir konkrit sampai usia 11 tahun.  Setelah itu ia baru mulai dapat memikirkan konsep-konsep abstrak.
Suasana Ibadah Yang Menyeluruh
Orang tua harus menciptakan suasana ibadah yang menyeluruh di rumah.  Artinya ada kasih, komunikasi, bermain dengan anak, perwujudan buah-buah Roh, serta mendengarkan lagu-lagu rohani dari waktu ke waktu.
Perkemahan Kristen
Perkemahan Kristen mungkin dapat disamakan dengan Camp Anak atau Remaja pada masa sekarang.  Dalam kegiatan ini anak di dorong untuk dapat mempelajari Alkitab bersama-sama teman sebanyanya.
Pilihan anda bagi lingkungan gereja untuk anak anda: suatu factor yang utama
Mendorong anak untuk ikut berpartisipasi di dalam ibadah gereja dan bergaul karib dengan sesama anak Kristen di gereja.
Masa Belasan Tahun
Mencari Identitas
Dalam tahap semcam ini mereka sudah siap untuk menyatakan pilihan keagamaan mereka.  Mereka pun mulai mencari makna kehidupan.  Orang tua berperan aktif untuk membimbing dan menolong mereka.
Suasana Rohani di Rumah
Remaja dapat berpikir seperti orang tua walaupun mereka sebenarnya kurang dewasa.  Itu sebabnya hubungan orang tua dan anak remaja harus menunjukkan bukan saja kasih tetapi juga penghargaan kepada mereka sama seperti menghargai orang dewasa muda.
Akhirnya!Iman Mereka Sendiri
Selama masa akhir usia belasan tahun, remaja umumnya memiliki kebutuhan yang amat besar untuk tidak tergantung pad orang tua.  Untuk menghadapi masa ini orang tua harus mengkomunikasikan Kekristenan dengan cara yang dapat dipahami oleh generasi muda.


[1] “Keluarga,” Kamusbahasaindonesia.org; diakses 02 Juni 2011; tersedia di http://kamusbahasaindonesia.org/keluarga.
[2] “Pengertian-Keluarga,” www.Scribd.com; diakses 02 Juni 2011; tersedia di http://www.scribd.com/doc/24864749/Pengertian-Keluarga
[3] Ibid.
[4] Stephen Tong, Keluarga Bahagia (Jakarta: Timur Agung, 1991), 11.
[5] “Pengertian-anak-tinjauan-secara-kronologis-dan-psikologis,” Duniapsikologi.dagdigdug.com; diakses 02 Juni 2011; tersedia di http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-anak-tinjauan-secara-kronologis-dan-psikologis/
[6] Ibid.
[7] “Pengertian-anak,” Prabusetiawan.blogspot.com; diakses 02 Juni 2011; tersedia di http://prabusetiawan.blogspot.com/2009/05/pengertian-anak.html
[8] Mery Go Setiawani, Pembaharuan Mengajar (Bandung: Kalam Hidup), 60.
[9] Larry Cristenson, Keluarga Kristen (Semarang: Buku Betania, 1988), 63.
[10] Paul D. Meir M.D, Membesarkan Anak dan Pengembangan Watak Secara Kristen (Surabaya: YAKIN, 1985), 95.

Perbaiki Jaringan Hidup Anda dengan TUHAN.


    Sebuah artikel dalam surat kabar Washington Post melaporkan tentang seorang remaja berumur 15 tahun yang mengirimkan dan menerima sebanyak 6.473 SMS dalam waktu satu bulan.  Remaja ini menuturkan tentang komunikasi rutinnya dengan teman-temannya, ia mengatakan “Aku bisa mati jika tak ngobrol dengan mereka.”  Dan bukan hanya ia seorang, para peneliti juga mengatakan bahwa dalam waktu sebulan, para remaja Amerika rata-rata mengirimkan dan menerima 2.200 SMS melalui Handphone mereka.

    Kehidupan doa hampir dapat disamakan dengan SMS yaitu komunikasi yang terus menerus kita jaga dengan TUHAN sepanjang hari.  Kita bisa mati jika hubungan komunikasi kita dengan Tuhan tidak berjalan dengan baik.  Sebab hanya dengan berkomunikasi dengan TUHANlah kita dapat memperoleh pengertian yang benar tentang bagaimana menjalani kehidupan ini.  Setiap hari kita harus tetap menjaga hidup kita agar tetap memiliki jaringan yang baik dengan TUHAN sehingga setiap doa kita didengarkan oleh TUHAN.  

    Kita mengetahui bahwa - Jaringan amatlah penting dalam sebuah telpon seluler, tanpa jaringan yang baik, maka komunikasi dengan SMS atau TELPON tidak akan berguna.  Betapa pentingnya jaringan yang baik untuk dapat menikmati komunikasi yang lancar dengan orang lain.

    Jaringan komunikasi rohani disebut dengan hubungan pribadi kita dengan TUHAN.  jika hubungan pribadi kita dengan TUHAN tidak baik, maka doa (dapat diibratkan dengan SMS atau TELPON) apapun yang kita gunakan tidak akan didengarkan oleh TUHAN.
Yesaya 59:1-2,
59:1Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu

    Dosa adalah satu-satunya virus yang menjadi perusak jaringan antara kita dan TUHAN.  Dosa telah membuat doa atau seruan apapun yang kita sampaikan tidak akan didengarkan oleh TUHAN.  Dalam pengertian TUHAN menutup pintu pertolongan itu bagi hidup kita, ketika kita melakukan dosa.  Tetapi ketika hidup kita suci - maka seruan apapun yang kita naikan kepada TUHAN, maka Ia akan selalu mendengar-Nya.

   Maka itu, sebelum kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, mari koreksi diri.  Apakah jaringan hidup kita sudah terhubung dengan benar bersama TUHAN?  Akuilah dosa dan bertobatlah dari segala kejahatan, sehingga tidak ada lagi penghambat untuk arus komunikasi kita dengan TUHAN.  Jagalah hubungan kita dengan TUHAN melalui, hidup yang teratur dalam saat teduh dan membaca firman TUHAN.  Gbu...

Beberapa faktor yang menyebabkan gereja mula-mula bertumbuh



Gereja yang Mengabarkan
Gereja mula-mula lahir pada Hari Pentakosta atau Hari Pencurahan Roh Kudus melalui Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Petrus.  Setelah ia berkotbah tercatat ada 3000 orang yang percaya, bertobat, diselamatkan dan dibaptis (Kisah Para Rasul 2:41).  Tugas ini sering disebut sebagai KERYGMA atau memproklamirkan Injil atau EUANGELION yaitu Kabar Baik tentang Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan untuk penebusan kita dan yang dibangkitkan untuk membenarkan kita, itulah keselamatan bagi setiap yang percaya dan mengaku serta menerima Dia sebagai Juruselamat.
Berita itulah yang diproklamirkan oleh Gereja-gereja Tuhan sepanjang Kitab Kisah Para Rasul, berita itu adalah berita penuh kasih karunia dan kuasa Allah. Sehingga setiap orang yang mendengarnya, percaya serta mengaku dan menerima dalam hati dan hidupnya akan diselamatkan: "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:10)
Berita itulah yang dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang sejarah, umat manusia yang dikuasai dosa dan akan menuju kebinasaan kekal serta yang tidak sanggup dengan usaha baik apapun untuk menyelamatkan dirinya. Berita itulah yang harus terus meneruskan diberitakan oleh Gereja-gereja Tuhan sepanjang zaman; juga oleh gereja kita sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya. Jika kita ingin gereja kita terus bertumbuh.
Pekabaran Injil adalah bagaikan peredaran aliran darah dalam tubuh manusia. Jikalau peredaran aliran darah dalam tubuh kita baik dan lancar maka kita memiliki tubuh yang sehat. Sebaliknya jika peredaran aliran darah tidak lancar dan terganggu maka kita menjadi orang yang sakit. Demikian juga dengan gereja, jika gereja tidak mengabarkan Injil maka gereja akan sakit dan lama-kelamaan kalau tidak disehatkan kembali maka gereja akan mati. Jikalau kita ingin gereja kita tetap hidup dan bertumbuh maka kita harus terlibat dan mendukung semua usaha pekabaran Injil yang dilakukan dengan berbagai karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Gereja yang tidak mengabarkan Injil adalah gereja yang siap untuk mati. Rasul Paulus berkata: "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1Korintus 9:16). Semoga kita semua mempunyai tekad seperti Rasul Paulus, jadikanlah gereja kita Gereja yang Mengabarkan Injil.
Berorientasi Cara Hidup Jemaat
Catatan dari Kisah Para Rasul 2:47 akan sangat menarik jika kita perhatikan dengan teliti: "Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap- tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Di situ jelas dikatakan bahwa "mereka" disukai semua orang. Yang disukai semua orang bukan Petrus, Yohanes atau rasul yang lain, melainkan seluruh anggota jemaat gereja tersebut, yang tentunya termasuk para rasul. Berarti yang berperan dalam pertumbuhan gereja bukan hanya para rasul tetapi seluruh anggota jemaat.


Ketekunan
“Mereka bertekun” (Kisah Rasul 2:42). Ekspresi ini menunjukkan daya tahan dan kegigihan. Salah satu penghalang bagi kemajuan jemaat saat ini adalah status anggota yang “hidup, kemudian mati lagi.” Beberapa anggota rajin untuk sesaat, kemudian mereka kehilangan minat. Salah satu kebutuhan gereja yang terbesar saat ini adalah ketekunan.
Kesetiaan
“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul.” Bukan saja penting bagi murid-murid yang mula-mula itu untuk bertekun, tetapi juga penting bagaimana mereka bertekun. Mereka setia dalam doktrin (pengajaran). Paulus menasihati Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu, bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau”  (1 Timotius 4:16). Gereja yang mula-mula itu menghargai kebenaran.  Penekanan mereka atas pengajaran rasul-rasul tidak menghalangi mereka dari bertumbuh.  Mereka mempertahankan keyakinan mereka, tetapi mereka tetap bertumbuh. Sangat disesalkan bahwa sebagian orang saat ini merasa bahwa jika kita memberitakan kebenaran, kita akan membuat orang pergi. Gereja abad pertama memberitakan kebenaran, dan jumlah murid-murid terus bertambah.  
Kesatuan
“Kumpulan orang yang telah percaya itu sehati dan sejiwa ...” (Kisah Rasul 4:32).  Tujuan yang sama yang membuat murid-murid itu tetap bersama. Pujian yang tinggi harus diberikan bagi jemaat yang saat ini mempraktekkan “sehati dan sejiwa.”  Tetapi di banyak tempat saat ini, kita menemukan perpecahan, bahkan di kalangan orang-orang setuju dalam hal doktrin, seringkali permasalahannya adalah disebabkan oleh perbuatan daging: kecemburuan, kedengkian, kemarahan dan kesombongan.
Kita harus belajar menyisihkan sikap kedagingan ini dan meninggikan Kristus di atas segala-galanya, supaya kita “erat bersatu dan sehati sepikir” (1 Korintus 1:10).  Ada sebagian saudara seiman menganggap kalau sebuah jemaat atau beberapa jemaat membentuk organisasi (untuk memenuhi ketentuan pemerintah) adalah membuat perpecahan.
Bersandar pada Kuasa Tuhan
Jemaat mula-mula selalu bersandar pada kuasa Tuhan, inilah sumber dinamika gereja yang utama seperti yang terjadi dengan gereja para Rasul "Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."  Jelas sekali dinyatakan bahwa yang menyebabkan Gereja bertumbuh adalah Tuhan. Bukan Rasul, bukan jemaat, bukan Pendeta, Penginjil dan bukan pula majelis serta aktivis.  Usaha apapun yang kita lakukan jika bukan karena kemurahan dan kuasa Tuhan maka semua usaha tersebut tidak akan membawa hasil.
Pertumbuhan Dan Tantangan
Gereja/jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kuasa Roh Kudus sangat nyata hadir di tengah jemaat. Namun demikian tantangan dan kesulitan juga mewarnai pertumbuhan jemaat mula-mula itu. Tapi luar biasa, justru karena keadaan yang sulit itu gerejasemakin berkembang.
Agama Negara
Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka masih diijinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka sendiri. Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak. Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme, itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar.
Tetapi, setelah orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncakperistiwa penyalipan Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.

27 Juli 2011

Tidak Ada Masalah Yang Terlalu Besar (Sara)


Teks    : Kejadian 18:1-15;Kejadian 21:1,2.
Pendahuluan
Dalam Kejadian 18 :1-15, dikisahkan tentang kunjungan dari Tuhan dan Malaikat2Nya yang datang kepada Abraham.  Dengan tujuan untuk mengulangi janji Allah tentang Sara yang akan melahirkan seorang anak bagi Abraham.
Masalah merupakan bagian yang selalu mengisi kehidupan kita.  Setiap hari kita semua akan diperhadapkan dengan berbagai masalah kehidupan.  Tidak ada satu pun dari kita yang tidak memiliki masalah dalam hidup ini, selama kita ada di dunia ini kita akan selalu diperhadapkan dengan masalah-masalah kehidupan.  Masalah menyentuh semua lapisan masyarakat, baik miskin, kaya, orang percaya atau pun orang yang tidak percaya.  Masalah yang ada menunjukkan bahwa kita masih hidup di dalam dunia ini. Masalah itu tidak akan pernah habis dalam kehidupan manusia dan selalu ada selama kita hidup.
Jika kita mengetahui bahwa setiap orang akan mengalami masalah dalam hidupnya, maka kita tidak perlu lagi memfokuskan hidup kita kepada masalah, tetapi yang menjadi fokus hidup kita adalah bagaimana cara pandang kita terhadap suatu masalah, bagaimana cara kita menghadapinya dan keputusan apa yang harus kita ambil ketika kita diperhadapkan dengan berbagai macam masalah kehidupan itu?
Tokoh Alkitab yang dekat dengan Tuhan pun tidak lepas dari yang namanya masalah.  Termasuk isteri dari Abraham yaitu Sara.  Sebagai seorang isteri, kebahagiaan yang begitu indah adalah ketika melahirkan seorang anak bagi suaminya.  Namun tidak demikian dengan Sara, ia tidak dapat melahirkan seorang anak pun sebab ia mandul.  Tetapi dengan masalah keterbatasannya sebagai manusia, Allah malah memberikan satu janji yang bertolak belakang dengan keadaan Sara.  Bagaimana mungkin seorang yang sudah lanjut usia, yang mandul, yang sudah mati haid, dan dengan suami yang sudah sangat tua dapat mengandung dan melahirkan seorang anak? Secara manusia masalah seperti ini adalah masalah yang mustahil dapat diselesaikan secara medis, bahkan tidak ada seorang pun yang dapat menjawab/menyelesaikan masalah seperti ini.  Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil, bahkan karena keterbatasan Sara, Allah ingin menyatakan kuasanya yang hebat.  Seakan-akan Allah ingin berkata - tidak ada masalah yang terlalu besar bagi-KU.  Sikap inilah yang ditunjukkan Allah kepada Sara. 
Apa yang Allah kerjakan dalam kehidupan Sara di jaman dulu – Allah juga hendak menyatakannya pada kita di jaman ini, pengalaman Sara dengan Allah memberikan kita pelajaran untuk melihat bahwa Tuhan itu Omnipotence  punya kuasa yang tidak terbatas, Omnipresent Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, Omnisaince Allah diluar pengetahuan manusia karena Dia Maha Mengetahui .  Suatu masalah yang mustahil untuk diselesaikan oleh manusia di selesaikan oleh Allah menurut waktunya yang ilahi.  Tidak ada masalah yang terlalu besar bagi-Ku, itulah yang Tuhan ingin katakan kepada kita.  Masalah boleh datang menghampiri kita, tetapi masalah tidak lebih besar dari Allah kita.
Tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah dan bagi anak-anak Allah.
Apa yang menjadi alasan utama sehingga kita dapat berkata “tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah dan kita?”
Ada dua hal utama yang menjadi alasan untuk kita dapat berkata pada diri kita bahwa “tidak ada masalah yang terlalu besar buat Allah dan saya”:
1.  Janji Allah dapat dipercayai.
Penjelasan : Tidak ada masalah yang terlalu besar ketika kita mempercayai janji Allah.
Kejadian 21:1,2TUHAN MEMPERHATIKAN Sara, SEPERTI YANG DIFIRMANKAN-NYA, dan TUHAN MELAKUKAN kepada Sara SEPERTI YANG DIFIRMANKAN-NYA.  Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham pada masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.”
Janji Allah kepada Sara adalah janji yang menentang pikiran dan keadaan yang dialami oleh Sara.  Karena bagi Sara sangat-sangat mustahil dapat mempunyai seorang anak dengan kondisi fisik yang seperti ini (di umur 70 tahun keatas).  Di luar akal sehat manusia - untuk memiliki seorang anak dalam keadaan mandul yang sudah ia alami sejak puluhan tahun silam.  Sehingga Sara hanya bisa tertawa di dalam hatinya - ketika mendengar Allah kembali kepada Abraham untuk mengulangi janji-Nya tentang seorang anak yang akan dilahirkan oleh Sara Kejadian 18:10-12.  Namun tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah, tidak ada masalah manusia yang dapat menghalangi janji Allah untuk terlaksana.  Bahkan Sara yang sebelumnya mandul dan sudah tua, dapat menikmati janji Allah yang terjadi atas hidupnya, sebab janji Allah itu dapat dipercayai.  Demikian juga dengan kita - tidak ada masalah yang dapat menghalangi Allah untuk menggenapi janji-Nya dalam diri kita.  Apapun masalah yang sedang kita alami sekarang - janji Allah tetap dapat dipercayai, bagaimanapun keadaan kita hari ini - janji Allah masih sanggup untuk mengubahkan keadaan kita, sebab Allah setia untuk mengerjakan janji-Nya atas kita.
Kehidupan kita hampir sama dengan Sara.  Ketika kita mengalami masalah yang berat, masalah yang bagi manusia tidak ada lagi jalan keluarnya – kadang kala kita tertawa seperti Sara – tertawa di dalam hati ketika membaca dan merenungkan kembali janji Allah dalam hidup kita.  Sebab kita merasa bahwa janji Allah dalam firman-Nya sangat bertentangan dengan keadaan yang sedang kita alami sekarang. Mungkin kita dapat berkata : Mustahil janji Allah akan terwujud dalam hidup saya – saya berusaha percaya pada firman Tuhan, tetapi rasanya secara fisik saya tidak mampu lagi menghadapi masalah ini – masalah ini terlalu besar untuk saya tanggung sendiri.  Mungkin sebagian kita ada yang berkata demikian - Tetapi ingat Janji Allah bukanlah janji manusia – Allah itu tepat janji dan tidak pernah melupakan janji yang pernah Ia ucapkan.  Dapatkah Allah berkata demikian: “Abraham aku lupa kalau pernah janji dengan kamu, maaf ya aku tidak bisa penuhi janji yang pernah kukatakan dulu!”  Seperti itukah Allah kita? Pernahkah Allah salah dalam berkata-kata? Pernahkah Allah menarik kembali perkataan-Nya? Tidak, Allah kita tidaklah demikian.  Ketika Tuhan Allah mengucapkan firman-Nya – maka firman itu akan terjadi dan digenapi.
Ilustrasi : Janji Allah adalah jaminan/garansi dari Allah untuk kita menjalani kehidupan di dunia ini dengan penuh Sukacita.  1 bulan yang lalu saya pergi ke MTC bersama teman saya, kami berencana untuk membeli sebuah laptop – kami berusaha untuk mencari barang yang bagus dan harganya juga pas.  Setelah kami berkeliling cukup lama, saya tertarik pada salah satu laptop dan singgah dicounter laptop tersebut untuk melihat-lihat lebih dekat serta bertanya-tanya tentang kelebihan dan kekurangan dari laptop tersebut.  Akhirnya sales dari counter tersebut berkata kepada kami : jika bapak mau mengambil laptop ini maka harganya saya potong 200ribu, dan saya berikan bonus-bonus lainnya serta Garansi selama 1 tahun – jika terjadi masalah pada laptop ini bapak dapat langsung datang kesini untuk memperbaikinya Gratis.  Saya cukup senang dengan janji Garansi yang diberikan oleh sales tersebut yang kurang lebih berdurasi 1 tahun, sehingga ketika laptop kami bermasalah kami dapat dengan mudah pergi ke counter laptop tersebut untuk memperbaikinya dengan Gratis.  Perjanjian garansi ini hanya berlaku untuk 1 tahun – setelah lewat 1 tahun, maka janji tersebut tidak berlaku lagi dan ketika laptop kami bermasalah kami harus menyelesaikannya sendiri.  Dari pengalaman ini saya belajar bahwa janji/garansi dari manusia itu berjangka dan memiliki batas waktu,  Tetapi janji dari Tuhan itu luar biasa – Garansi bukan hanya 1 s/d 2 tahun lamanya, tetapi seumur hidup Tuhan menjamin hidup kita, ketika kita mengalami masalah setiap waktu dan setiap saat kita dapat datang kepada Dia untuk menyelesaikan permasalahan kita.  Allah siap sedia 24 jam untuk memberikan pertolongan dalam setiap permasalahan hidup kita.
Aplikasi : Manusia tidak dapat dipercaya, dan janjinya mudah diragukan.  Dari Zaman dulu hingga Zaman sekarang, tidak pernah dituliskan dalam Alkitab bahwa Allah mengingkari janji-Nya – bahkan manusia yang sering menyakiti Allah dengan selalu mengingkari janji untuk setia kepada Allah.  Namun janji Allah tidak pernah terhalang oleh ketidaksetiaan manusia, Allah tetap setia dan menggenapi janji-janji-Nya.
Kejadian 21:1,2 : Allah memperhatikan dan melakukan kepada Sara SEPERTI YANG DIFIRMANKANNYA…. Allah melakukan tepat dengan apa yang pernah ia katakan/janjikan kepada Sara dan Abraham.  Allah menyatakan janji-Nya kepada Sara tepat seperti apa yang pernah Ia katakan, tidak lebih dan tidak kurang Allah menyelesaikan masalah Sara sesuai dengan janji-Nya.  Sebanyak kurang lebih 5 kali (Kej.12:2;13:16;15:4-6;17:2,6-8,15-16,19;18:10) Allah mengulangi kembali janji-Nya kepada keluarga Abraham untuk memberikan keturunan kepadanya melalui rahim Sara. 
Jika Allah berbuat demikian kepada Sara dengan menepati janji-Nya – Maka Allah pun akan berbuat demikian kepada setiap kita.  Masalah apapun yang melanda hidup kita hari ini, esok dan yang akan datang, Tuhan tidak pernah berubah – Ia setia untuk menolong kehidupan kita semua, asalkan kita percaya pada-Nya.  Saya percaya bahwa kita mengetahui lagu ini : “Janji yang manis kau tak ku lupakan, tak terombang ambing lagi jiwaku, walau lembah hidupku penuh awan, nantikan cerahnya langit atasmu – Kau tidak ‘kan aku lupakan aku memimpinmu, aku membimbingmu, kau tidak ‘kan aku lupakan aku penolongmu yakinlah teguh.”  Pujian yang begitu indah yang menyatakan Janji Allah itu manis, ada jaminan dari Allah untuk kita dengan tenang dapat menjalani kehidupan ini.
Janji Allah itu tidak pernah gagal oleh karena keadaan Sara dan Abraham.  Janji Allah pun tidak pernah gagal untuk terpenuhi di dalam hidup kita, meskipun kita dalam keadaan yang sulit secara manusia. 
Setepatnya Matahari terbit di Timur dan terbenam di barat, setepat itulah janji Allah bagi anak-anak-Nya.  Allah tidak pernah ingkar janji – sebab Allah setia kepada janji-Nya.
2.  Allah punya waktu yang tepat.
Penjelasan :Allah punya waktu yang tepat untu menjawab setiap permasalahan dalam kehidupan kita.  Jika kita mengenal dengan baik waktu Allah, maka kita dapat berkata tidak ada masalah yang terlalu besar.  Di dalam beberapa ayat ini dijelaskan bahwa Allah bekerja untuk menyelesaikan setiap pergumulan kita dengan menggunakan waktu-Nya sendiri yang  Ia tentukan menurut kehendak-Nya sendiri.
Kejadian 18:10 “Dan firman-Nya : Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki…”
Kejadian 18:14 “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.”
Kejadian 21:1,2 “Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang difirmankan-Nya.  Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham pada masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.”
            Perkembangan teknologi berjalan begitu cepat bahkan segala sesuatu hampir mudah untuk diperoleh dengan cara yang instant.  Jika kita punya permasalahan dengan perut yang lapar – kita dapat dengan langsung menikmati mie instan.  Jika kita bermasalah dengan uang – kita dapat dengan cepat menggadaikan BPKB mobol/motor dan mendapatkan uang.  Jika kita tidak memiliki uang di kantong – kita dapat langsung ke ATM dan mengambil uang seperlunya.  Semuanya itu menunjukkan bahwa dunia menawarkan sesuatu yang instan dan mudah didapatkan tanpa menunggu waktu yang lama/tanpa membuang-buang waktu – dan dengan cara hidup yang demikian pula - kadang kala kita pun menginginkan Tuhan menjawab permasalahan kita dengan cara yang instant dan cepat menurut kehendak kita sendiri.  Tetapi apa yang kita inginkan tidak selalu sama dengan apa yang Tuhan pikirkan, sebab Allah punya waktu tersendiri untuk menjawab permasalahan hidup kita.
Banyak dari kita mungkin gagal dalam menunggu waktu dari janji Tuhan dan kebanyakan kita ingin permasalahan kita cepat selesai dalam 1 kali berdoa saja – ini manusiawi karena kebanyakan orang di Indonesia susah sekali menunggu/antri menunggu giliran (Cth : Pembagian daging kurban aja sampai ada yang terinjak-injak).  Ketidaksabaran menunggu waktu Tuhan bagi kita merupakan sikap yang egois sebagai manusia.  Tuhan punya waktu yang terbaik untuk menjawab setiap permasalahan kita, asalkan kita sepenuhnya tetap percaya pada waktu Tuhan tersebut.
Ilustrasi : Daud salah satu tokoh yang setia menunggu janji Tuhan.  Diantara seluruh anak Isai – Daud terpilih menjadi raja dan pada umur yang ke-17 tahun Samuel mengurapi Daud menjadi raja atas Israel menggantikan Saul.  Namun tidak secara otomatis Daud langsung menjadi raja ketika diurapi oleh Samuel, ia harus menunggu waktu yang lama untuk menanti janji Tuhan tersebut.  Sampai ia berumur 30 tahun janji itu belum juga terwujud – karena Daud hanya menjadi raja atas bangsa Yehuda.  Tetapi pada umur yang ke-37 tahun Daud menjadi raja atas seluruh Israel menggantikan Saul.  Penantian yang begitu panjang selama 20 tahun – untuk menunggu janji Tuhan terwujud dalam hidupnya.
Abraham dan Sara adalah tokoh Alkitab yang sabar menunggu janji Tuhan. Ketika Abraham berusia 75 tahun Tuhan berjanji akan menjadikannya bangsa yang besar dan diberkati luar biasa (Kejadian 12). Tetapi sampai umur 86 tahun janji itu belum juga digenapi, akhirnya Sarah mengambil jalan pintas dengan memberikan Hagar kepada Abraham dan lahirlah Ismael. Tetapi Tuhan berkata kepada Abraham bahwa Ismael bukanlah anak yang dijanjikan Tuhan, anak perjanjian harus lahir dari rahim Sarah. Lalu Abraham berusaha untuk tetap menunggu janji Tuhan. Ketika Abraham berumur 99 tahun Tuhan berfirman kembali bahwa tahun depan Sara akan mengandung dan ia akan memiliki seorang anak. Pada usia  Abraham yang ke-100 dan Sarah yang ke-90 Tuhan memberikan anak kepada Abraham dan Sara. Penantian yang begitu panjang dan penuh dengan pergumulan selama 25 tahun - Abraham dan Sara harus bersabar menunggu penggenapan janji dari Tuhan.
Aplikasi : Karena itu marilah kita dengan tekun dan sabar menunggu waktu Tuhan di dalam menjalani kehidupan ini. Sebab Allah itu setia pada janji-Nya dan tepat waktu dalam menyatakan kuasa-Nya.  Penantian akan Tuhan tidak akan sia-sia, dan Tuhan akan menjawab setiap masalah indah pada waktu-Nya.  Ketika kita mulai patah semangat, mari kita kembali bangkit menghadapi masalah-masalah kita – masalah boleh saja datang, tetapi masalah tidak akan dapat menghancurkan pengharapan kita kepada Tuhan.  Dia Allah yang mengerti dan perduli dengan masalah kita.  Jika kita tahu bahwa Allah punya waktu yang tepat untuk menjawab setiap permasalah kita.  Maka kita dapat berkata “tidak ada masalah yang terlalu besar”  Allah kita adalah Allah yang lebih besar dari permasalahan kita. 
Kesimpulan
            Tidak ada masalah yang terlalu besar, kita dapat berkata demikian jika kita mengerti dengan benar bahwa Janji Allah dapat dipercayai dan Tuhan punya waktu tersendiri untuk menjawab setiap pergumulan hidup kita.  Dengan jaminan kekuatan dan penyertaan Tuhan maka kita tidak perlu takut menghadapi setiap pergumulan hidup ini, sebab Allah begitu setia untuk memberikan pertolongan bagi setiap anak-anak-Nya.  Jadi, kita dapat mengetakan “tidak ada masalah yang terlalu besar” jika kita mengerti dengan baik janji Allah dan waktunya bagi setiap kita yang percaya kepada-Nya.  Amin.
Jika anda ingin belajar bahasa Yunani, terlebih dahulu anda harus memiliki font Yunani di dalam PC/Laptop anda untuk dapat membaca tulisan, kalimat, dan kata-kata di dalam konten "Belajar Yunani".
Font Yunani dapat anda download di :

Jika anda ingin belajar Ibrani silahkan download font Ibrani di :