Berbagai pandangan tentang
ineransi :
1. Full
Inerancy
Full Ineransi
atau ineransi penuh menyatakan bahwa Alkitab bukan kitab yang berisi tentang
karya ilmiah dan Alkitab tidak bertujuan untuk memberikan data-data ilmiah dan
sejarah, namun apabila di dalam Alkitab tersebut kita menjumpai data-data yang
berhubungan dengan sains dan sejarah, pernyataan-pernyataan tersebut benar
adanya dan tidak menyesatkan ataupun tidak memberikan pernyataan yang
palsu. Teks Alkitab ditulis oleh penulis
Alkitab sebagaimana adanya seperti yang mereka alami dan saksikan dalam hidup
mereka. Meskipun di antara teks Alkitab
ditemukan beberapa hal yang tidak persis/sama, namun hal itu tidak mengurangi
wibawa Alkitab sebagai wahyu proposisional.
Sebab bukan berarti yang tidak persis itu merupakan sebuah kesalahan, karena
apa yang ada tercatat dalam Alkitab tetap merupakan kebenaran yang berasal dari
Allah. Sebab tidak akan pernah dapat
dibuktitan bahwa semua data yang ada dalam Alkitab adalah data yang penuh
dengan kesalahan.
2. Absolute
Inerancy
Pandangan
Ineransi Mutlak pada dasarnya ingin menjelaskan bahwa penulis Alkitab dalam tulisannya memang bertujuan untuk
menyampaikan suatu pengetahuan tentang sains dan sejarah yang pasti. Sehingga jika ditemukan beberapa ‘kesalahan’
dalam Alkitab, maka para penganut pandangan ini punya cara sendiri menjawab
setiap kesalahan tersebut. Mereka akan
menjawab setiap ‘kesalahan’ dengan tuntas melalui penjelasan dari sudut sains
dan sejarah. Jelas pandangan ini salah
dalam mengartikan tujuan dan maksdu dari penulisan Alkitab itu sendiri,
sehingga Alkitab seakan-akan tunduk di bawah pengaruh presisi dan sains modern.
3. Limited
Inerancy
Pada dasarnya
pandangan ini menyatakan bahwa Alkitab hanyalah ineren dan infalibel di dalam
hal referensi doktrin yang berhubungan dengan keselamatan. Sehingga datail yang lain seperti sains,
geografi, sejarah dan sebagainya
tidaklah lepas dari sebuah kesalahan.
Allah juga tidak menginspirasikan kepada penulis Alkitab tentang sejarah
dan sains dalam penulisan Alkitab.
Pandangan ini sungguh jauh berbeda dengan maksud dari kebenaran Alkitab
sendiri sebagai sebuah pengilhaman dari Allah kepada para penulis. Dan bukan
hanya sebagian, tetapi secara keseluruhan Allah menginspirasikan firman-Nya
kepada para penulis Alkitab.