Teks : Kejadian 18:1-15;Kejadian 21:1,2.
Pendahuluan
Dalam Kejadian 18 :1-15, dikisahkan tentang kunjungan dari Tuhan dan Malaikat2Nya yang datang kepada Abraham. Dengan tujuan untuk mengulangi janji Allah tentang Sara yang akan melahirkan seorang anak bagi Abraham.
Masalah merupakan bagian yang selalu mengisi kehidupan kita. Setiap hari kita semua akan diperhadapkan dengan berbagai masalah kehidupan. Tidak ada satu pun dari kita yang tidak memiliki masalah dalam hidup ini, selama kita ada di dunia ini kita akan selalu diperhadapkan dengan masalah-masalah kehidupan. Masalah menyentuh semua lapisan masyarakat, baik miskin, kaya, orang percaya atau pun orang yang tidak percaya. Masalah yang ada menunjukkan bahwa kita masih hidup di dalam dunia ini. Masalah itu tidak akan pernah habis dalam kehidupan manusia dan selalu ada selama kita hidup.
Jika kita mengetahui bahwa setiap orang akan mengalami masalah dalam hidupnya, maka kita tidak perlu lagi memfokuskan hidup kita kepada masalah, tetapi yang menjadi fokus hidup kita adalah bagaimana cara pandang kita terhadap suatu masalah, bagaimana cara kita menghadapinya dan keputusan apa yang harus kita ambil ketika kita diperhadapkan dengan berbagai macam masalah kehidupan itu?
Tokoh Alkitab yang dekat dengan Tuhan pun tidak lepas dari yang namanya masalah. Termasuk isteri dari Abraham yaitu Sara. Sebagai seorang isteri, kebahagiaan yang begitu indah adalah ketika melahirkan seorang anak bagi suaminya. Namun tidak demikian dengan Sara, ia tidak dapat melahirkan seorang anak pun sebab ia mandul. Tetapi dengan masalah keterbatasannya sebagai manusia, Allah malah memberikan satu janji yang bertolak belakang dengan keadaan Sara. Bagaimana mungkin seorang yang sudah lanjut usia, yang mandul, yang sudah mati haid, dan dengan suami yang sudah sangat tua dapat mengandung dan melahirkan seorang anak? Secara manusia masalah seperti ini adalah masalah yang mustahil dapat diselesaikan secara medis, bahkan tidak ada seorang pun yang dapat menjawab/menyelesaikan masalah seperti ini. Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil, bahkan karena keterbatasan Sara, Allah ingin menyatakan kuasanya yang hebat. Seakan-akan Allah ingin berkata - tidak ada masalah yang terlalu besar bagi-KU. Sikap inilah yang ditunjukkan Allah kepada Sara.
Apa yang Allah kerjakan dalam kehidupan Sara di jaman dulu – Allah juga hendak menyatakannya pada kita di jaman ini, pengalaman Sara dengan Allah memberikan kita pelajaran untuk melihat bahwa Tuhan itu Omnipotence punya kuasa yang tidak terbatas, Omnipresent Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, Omnisaince Allah diluar pengetahuan manusia karena Dia Maha Mengetahui . Suatu masalah yang mustahil untuk diselesaikan oleh manusia di selesaikan oleh Allah menurut waktunya yang ilahi. Tidak ada masalah yang terlalu besar bagi-Ku, itulah yang Tuhan ingin katakan kepada kita. Masalah boleh datang menghampiri kita, tetapi masalah tidak lebih besar dari Allah kita.
Tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah dan bagi anak-anak Allah.
Apa yang menjadi alasan utama sehingga kita dapat berkata “tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah dan kita?”
Ada dua hal utama yang menjadi alasan untuk kita dapat berkata pada diri kita bahwa “tidak ada masalah yang terlalu besar buat Allah dan saya”:
1. Janji Allah dapat dipercayai.
Penjelasan : Tidak ada masalah yang terlalu besar ketika kita mempercayai janji Allah.
Kejadian 21:1,2 “TUHAN MEMPERHATIKAN Sara, SEPERTI YANG DIFIRMANKAN-NYA, dan TUHAN MELAKUKAN kepada Sara SEPERTI YANG DIFIRMANKAN-NYA. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham pada masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.”
Janji Allah kepada Sara adalah janji yang menentang pikiran dan keadaan yang dialami oleh Sara. Karena bagi Sara sangat-sangat mustahil dapat mempunyai seorang anak dengan kondisi fisik yang seperti ini (di umur 70 tahun keatas). Di luar akal sehat manusia - untuk memiliki seorang anak dalam keadaan mandul yang sudah ia alami sejak puluhan tahun silam. Sehingga Sara hanya bisa tertawa di dalam hatinya - ketika mendengar Allah kembali kepada Abraham untuk mengulangi janji-Nya tentang seorang anak yang akan dilahirkan oleh Sara Kejadian 18:10-12. Namun tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah, tidak ada masalah manusia yang dapat menghalangi janji Allah untuk terlaksana. Bahkan Sara yang sebelumnya mandul dan sudah tua, dapat menikmati janji Allah yang terjadi atas hidupnya, sebab janji Allah itu dapat dipercayai. Demikian juga dengan kita - tidak ada masalah yang dapat menghalangi Allah untuk menggenapi janji-Nya dalam diri kita. Apapun masalah yang sedang kita alami sekarang - janji Allah tetap dapat dipercayai, bagaimanapun keadaan kita hari ini - janji Allah masih sanggup untuk mengubahkan keadaan kita, sebab Allah setia untuk mengerjakan janji-Nya atas kita.
Kehidupan kita hampir sama dengan Sara. Ketika kita mengalami masalah yang berat, masalah yang bagi manusia tidak ada lagi jalan keluarnya – kadang kala kita tertawa seperti Sara – tertawa di dalam hati ketika membaca dan merenungkan kembali janji Allah dalam hidup kita. Sebab kita merasa bahwa janji Allah dalam firman-Nya sangat bertentangan dengan keadaan yang sedang kita alami sekarang. Mungkin kita dapat berkata : Mustahil janji Allah akan terwujud dalam hidup saya – saya berusaha percaya pada firman Tuhan, tetapi rasanya secara fisik saya tidak mampu lagi menghadapi masalah ini – masalah ini terlalu besar untuk saya tanggung sendiri. Mungkin sebagian kita ada yang berkata demikian - Tetapi ingat Janji Allah bukanlah janji manusia – Allah itu tepat janji dan tidak pernah melupakan janji yang pernah Ia ucapkan. Dapatkah Allah berkata demikian: “Abraham aku lupa kalau pernah janji dengan kamu, maaf ya aku tidak bisa penuhi janji yang pernah kukatakan dulu!” Seperti itukah Allah kita? Pernahkah Allah salah dalam berkata-kata? Pernahkah Allah menarik kembali perkataan-Nya? Tidak, Allah kita tidaklah demikian. Ketika Tuhan Allah mengucapkan firman-Nya – maka firman itu akan terjadi dan digenapi.
Ilustrasi : Janji Allah adalah jaminan/garansi dari Allah untuk kita menjalani kehidupan di dunia ini dengan penuh Sukacita. 1 bulan yang lalu saya pergi ke MTC bersama teman saya, kami berencana untuk membeli sebuah laptop – kami berusaha untuk mencari barang yang bagus dan harganya juga pas. Setelah kami berkeliling cukup lama, saya tertarik pada salah satu laptop dan singgah dicounter laptop tersebut untuk melihat-lihat lebih dekat serta bertanya-tanya tentang kelebihan dan kekurangan dari laptop tersebut. Akhirnya sales dari counter tersebut berkata kepada kami : jika bapak mau mengambil laptop ini maka harganya saya potong 200ribu, dan saya berikan bonus-bonus lainnya serta Garansi selama 1 tahun – jika terjadi masalah pada laptop ini bapak dapat langsung datang kesini untuk memperbaikinya Gratis. Saya cukup senang dengan janji Garansi yang diberikan oleh sales tersebut yang kurang lebih berdurasi 1 tahun, sehingga ketika laptop kami bermasalah kami dapat dengan mudah pergi ke counter laptop tersebut untuk memperbaikinya dengan Gratis. Perjanjian garansi ini hanya berlaku untuk 1 tahun – setelah lewat 1 tahun, maka janji tersebut tidak berlaku lagi dan ketika laptop kami bermasalah kami harus menyelesaikannya sendiri. Dari pengalaman ini saya belajar bahwa janji/garansi dari manusia itu berjangka dan memiliki batas waktu, Tetapi janji dari Tuhan itu luar biasa – Garansi bukan hanya 1 s/d 2 tahun lamanya, tetapi seumur hidup Tuhan menjamin hidup kita, ketika kita mengalami masalah setiap waktu dan setiap saat kita dapat datang kepada Dia untuk menyelesaikan permasalahan kita. Allah siap sedia 24 jam untuk memberikan pertolongan dalam setiap permasalahan hidup kita.
Aplikasi : Manusia tidak dapat dipercaya, dan janjinya mudah diragukan. Dari Zaman dulu hingga Zaman sekarang, tidak pernah dituliskan dalam Alkitab bahwa Allah mengingkari janji-Nya – bahkan manusia yang sering menyakiti Allah dengan selalu mengingkari janji untuk setia kepada Allah. Namun janji Allah tidak pernah terhalang oleh ketidaksetiaan manusia, Allah tetap setia dan menggenapi janji-janji-Nya.
Kejadian 21:1,2 : Allah memperhatikan dan melakukan kepada Sara SEPERTI YANG DIFIRMANKANNYA…. Allah melakukan tepat dengan apa yang pernah ia katakan/janjikan kepada Sara dan Abraham. Allah menyatakan janji-Nya kepada Sara tepat seperti apa yang pernah Ia katakan, tidak lebih dan tidak kurang Allah menyelesaikan masalah Sara sesuai dengan janji-Nya. Sebanyak kurang lebih 5 kali (Kej.12:2;13:16;15:4-6;17:2,6-8,15-16,19;18:10) Allah mengulangi kembali janji-Nya kepada keluarga Abraham untuk memberikan keturunan kepadanya melalui rahim Sara.
Jika Allah berbuat demikian kepada Sara dengan menepati janji-Nya – Maka Allah pun akan berbuat demikian kepada setiap kita. Masalah apapun yang melanda hidup kita hari ini, esok dan yang akan datang, Tuhan tidak pernah berubah – Ia setia untuk menolong kehidupan kita semua, asalkan kita percaya pada-Nya. Saya percaya bahwa kita mengetahui lagu ini : “Janji yang manis kau tak ku lupakan, tak terombang ambing lagi jiwaku, walau lembah hidupku penuh awan, nantikan cerahnya langit atasmu – Kau tidak ‘kan aku lupakan aku memimpinmu, aku membimbingmu, kau tidak ‘kan aku lupakan aku penolongmu yakinlah teguh.” Pujian yang begitu indah yang menyatakan Janji Allah itu manis, ada jaminan dari Allah untuk kita dengan tenang dapat menjalani kehidupan ini.
Janji Allah itu tidak pernah gagal oleh karena keadaan Sara dan Abraham. Janji Allah pun tidak pernah gagal untuk terpenuhi di dalam hidup kita, meskipun kita dalam keadaan yang sulit secara manusia.
Setepatnya Matahari terbit di Timur dan terbenam di barat, setepat itulah janji Allah bagi anak-anak-Nya. Allah tidak pernah ingkar janji – sebab Allah setia kepada janji-Nya.
2. Allah punya waktu yang tepat.
Penjelasan :Allah punya waktu yang tepat untu menjawab setiap permasalahan dalam kehidupan kita. Jika kita mengenal dengan baik waktu Allah, maka kita dapat berkata tidak ada masalah yang terlalu besar. Di dalam beberapa ayat ini dijelaskan bahwa Allah bekerja untuk menyelesaikan setiap pergumulan kita dengan menggunakan waktu-Nya sendiri yang Ia tentukan menurut kehendak-Nya sendiri.
Kejadian 18:10 “Dan firman-Nya : Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki…”
Kejadian 18:14 “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.”
Kejadian 21:1,2 “Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang difirmankan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham pada masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.”
Perkembangan teknologi berjalan begitu cepat bahkan segala sesuatu hampir mudah untuk diperoleh dengan cara yang instant. Jika kita punya permasalahan dengan perut yang lapar – kita dapat dengan langsung menikmati mie instan. Jika kita bermasalah dengan uang – kita dapat dengan cepat menggadaikan BPKB mobol/motor dan mendapatkan uang. Jika kita tidak memiliki uang di kantong – kita dapat langsung ke ATM dan mengambil uang seperlunya. Semuanya itu menunjukkan bahwa dunia menawarkan sesuatu yang instan dan mudah didapatkan tanpa menunggu waktu yang lama/tanpa membuang-buang waktu – dan dengan cara hidup yang demikian pula - kadang kala kita pun menginginkan Tuhan menjawab permasalahan kita dengan cara yang instant dan cepat menurut kehendak kita sendiri. Tetapi apa yang kita inginkan tidak selalu sama dengan apa yang Tuhan pikirkan, sebab Allah punya waktu tersendiri untuk menjawab permasalahan hidup kita.
Banyak dari kita mungkin gagal dalam menunggu waktu dari janji Tuhan dan kebanyakan kita ingin permasalahan kita cepat selesai dalam 1 kali berdoa saja – ini manusiawi karena kebanyakan orang di Indonesia susah sekali menunggu/antri menunggu giliran (Cth : Pembagian daging kurban aja sampai ada yang terinjak-injak). Ketidaksabaran menunggu waktu Tuhan bagi kita merupakan sikap yang egois sebagai manusia. Tuhan punya waktu yang terbaik untuk menjawab setiap permasalahan kita, asalkan kita sepenuhnya tetap percaya pada waktu Tuhan tersebut.
Ilustrasi : Daud salah satu tokoh yang setia menunggu janji Tuhan. Diantara seluruh anak Isai – Daud terpilih menjadi raja dan pada umur yang ke-17 tahun Samuel mengurapi Daud menjadi raja atas Israel menggantikan Saul. Namun tidak secara otomatis Daud langsung menjadi raja ketika diurapi oleh Samuel, ia harus menunggu waktu yang lama untuk menanti janji Tuhan tersebut. Sampai ia berumur 30 tahun janji itu belum juga terwujud – karena Daud hanya menjadi raja atas bangsa Yehuda. Tetapi pada umur yang ke-37 tahun Daud menjadi raja atas seluruh Israel menggantikan Saul. Penantian yang begitu panjang selama 20 tahun – untuk menunggu janji Tuhan terwujud dalam hidupnya.
Abraham dan Sara adalah tokoh Alkitab yang sabar menunggu janji Tuhan. Ketika Abraham berusia 75 tahun Tuhan berjanji akan menjadikannya bangsa yang besar dan diberkati luar biasa (Kejadian 12). Tetapi sampai umur 86 tahun janji itu belum juga digenapi, akhirnya Sarah mengambil jalan pintas dengan memberikan Hagar kepada Abraham dan lahirlah Ismael. Tetapi Tuhan berkata kepada Abraham bahwa Ismael bukanlah anak yang dijanjikan Tuhan, anak perjanjian harus lahir dari rahim Sarah. Lalu Abraham berusaha untuk tetap menunggu janji Tuhan. Ketika Abraham berumur 99 tahun Tuhan berfirman kembali bahwa tahun depan Sara akan mengandung dan ia akan memiliki seorang anak. Pada usia Abraham yang ke-100 dan Sarah yang ke-90 Tuhan memberikan anak kepada Abraham dan Sara. Penantian yang begitu panjang dan penuh dengan pergumulan selama 25 tahun - Abraham dan Sara harus bersabar menunggu penggenapan janji dari Tuhan.
Aplikasi : Karena itu marilah kita dengan tekun dan sabar menunggu waktu Tuhan di dalam menjalani kehidupan ini. Sebab Allah itu setia pada janji-Nya dan tepat waktu dalam menyatakan kuasa-Nya. Penantian akan Tuhan tidak akan sia-sia, dan Tuhan akan menjawab setiap masalah indah pada waktu-Nya. Ketika kita mulai patah semangat, mari kita kembali bangkit menghadapi masalah-masalah kita – masalah boleh saja datang, tetapi masalah tidak akan dapat menghancurkan pengharapan kita kepada Tuhan. Dia Allah yang mengerti dan perduli dengan masalah kita. Jika kita tahu bahwa Allah punya waktu yang tepat untuk menjawab setiap permasalah kita. Maka kita dapat berkata “tidak ada masalah yang terlalu besar” Allah kita adalah Allah yang lebih besar dari permasalahan kita.
Kesimpulan
Tidak ada masalah yang terlalu besar, kita dapat berkata demikian jika kita mengerti dengan benar bahwa Janji Allah dapat dipercayai dan Tuhan punya waktu tersendiri untuk menjawab setiap pergumulan hidup kita. Dengan jaminan kekuatan dan penyertaan Tuhan maka kita tidak perlu takut menghadapi setiap pergumulan hidup ini, sebab Allah begitu setia untuk memberikan pertolongan bagi setiap anak-anak-Nya. Jadi, kita dapat mengetakan “tidak ada masalah yang terlalu besar” jika kita mengerti dengan baik janji Allah dan waktunya bagi setiap kita yang percaya kepada-Nya. Amin.