Kejadian 4:1-16 Menceritakan tentang tindakan Kain yang
melakukan pembunuhan kepada Habel adiknya.
Pembunuhan yang dilakukan oleh Kain adalah pembunuhan yang telah ia
rencanakan dengan baik. Ayat 8, “Kata
Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada
di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu lalu membunuh dia.” Kain mengajak Habel untuk pergi ke padang dan
Kain memukul dan membunuh Habel. Asumsi
dasar dari ayat 8 adalah Kain telah merencanakan pembunuhan terhadap adiknya.
Kain dan Habel tumbuh bersama-sama dan mereka hidup dalam
pengajaran iman yang diajarkan oleh Adam dan Hawa. Tetapi dalam perjalanan iman mereka bersama
Tuhan, Kain telah kehilangan imannya kepada Tuhan. Hal ini terbukti dari sikap mereka berdua
dalam beribadah kepada TUHAN. Habel mempersembahkan
korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, sedangkan Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan. Pdt. Abraham Park dalam buku “Silsilah di
kitab Kejadian” mengatakan, “Habel memiliki iman kepada Allah, maka dengan
kesungguhan hati dia mempersembahkan hasil pertamanya, yaitu miliknya yang
paling berharga. Akan tetapi, pada
korban persembahan Kain tidak disebutkan kata “sulung (Kej. 4:3-5). Allah selalu menguduskan hasil pertama dan
anak laki-laki pertama sebagai milik-Nya.
Akan tetapi, pada korban persembahan Kain tidak disebutkan kata
“sulung.” Karena hal itu, maka TUHAN
tidak mengindahkan korban persembahan Kain sedangkan korban persembahan Habel
di terima oleh TUHAN. Dengan demikian
TUHAN menegur secara langsung sikap Kain melalui korban persembahan yang tidak
diterima oleh TUHAN. Tetapi bukannya
memperbaiki sikapnya yang salah, hati Kain malah menjadi panas dan mukanya
muram (ayat 5), dosa telah menguasai
hatinya. Ayat 7, “…dosa sudah mengintip
di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa
atasnya.” Kain tidak mampu mengalahkan
godaan dari dosa dan dengan diam-diam merencanakan untuk membunuh saudaranya
sendiri.
Kisah pembunuhan Kain mengajarkan kepada kita bahwa dosa membawa
kehancuran dalam kehidupan kita. Bahkan
hati yang dikuasai oleh dosa dapat menuntun kita untuk membunuh saudara
sendiri. Tuhan sebenarnya tidak tinggal
diam dengan keadaan Kain pada waktu itu.
Tetapi Tuhan sudah memberikan teguran dan nasehat kepada Kain untuk
memperbaiki sikapnya dan meneladani adiknya.
Namun, Kain tidak mengindahkan teguran itu dan jatuh di dalam dosa
pembunuhan.
Bagaimana dengan kehidupan kita? Anda mungkin tidak melakukan dosa
pembunuhan. Tetapi dosa akan selalu
menjadi penghalang dan penghancur hubungan kita dengan Tuhan (Yesaya 59). Oleh karena itu, kita perlu untuk terus
menjaga kehidupan kita, menguji hati kita dan bertobat ketika menyadari
kesalahan kita. Ketika Tuhan menegur
kita, mari dengan rendah hati kita memperbaiki kehidupan kita. Dosa jika tidak cepat diatasi, maka dosa itu akan
terus merambat dan merusak sendi-sendi kehidupan rohani dan jasmani kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar