Kejadian 3:12-13
Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang
telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan
aku, maka kumakan."
“Lebih baik kamu membawa air,” Don mengingatkan Richard saat
mereka meninggalkan rumah. Mereka akan
mendaki gunung dekat rumah mereka siang itu dan suhunya sekitar 32 derajat Celcius.
“Tidak terima kasih,” jawab Richard. “Aku tidak akan
membutuhkannya.”
Namun, tidak lama kemudian, sebelum Richard mulai terbakar
oleh sinar matahari, ia sadar bahwa telah melakukan kesalahan besar, tetapi ia
tetap berbicara kepada diri sendiri, “Saya tidak akan minum air. Saya tidak akan minta air.” Saya hanya tidak
bisa mengakui kalau saya salah.
Setelah sejam kami berjalan, kami berhenti untuk
beristirahat di bawah pohon kecil. Don
mengeluarkan tempat airnya dan meneguk minuman dinginnya dalam-dalam. “Saya tidak akan minta…tidak akan,” Bisik hati
Richard. Tetapi ketika Don melihat wajah
Richard yang memerah dan bibir yang mengering, ia menawari Richard air.
Saat Richard meraih tempat minum itu dari tanggan Don, Don
tersenyum dan berkata, “Pasti lain kali kau akan membawa perbekalan air minum.”
“Pasti” Jawab Richard.
Refleksi :
Setiap kita sulit untuk mengakui bahwa kita telah membuat
sesuatu keputusan yang salah dan menganggap bahwa keputusan kita tidak salah –
walaupun itu salah. Hal inilah yang
dialami juga oleh Adam dan Hawa, tidak mengakui bahwa mereka melakukan
kesalahan – bahkan mereka menyalahkan sesamanya karena keputusan yang salah. Dosa telah membuat manusia tidak berani mengakui kesalahan-kesalahan mereka, bahkan dengan teganya menjadikan orang lain sebagai orang yang menyebabkan terjadi kesalahan tersebut.
Mari, mulai sekarang belajarlah untuk rendah hati mengakui kesalahan kita kepada Tuhan dan kepada sesama kita. Dengan pengakuan kita akan memperoleh pengampunan yang sejati dari Tuhan, sebab kesalahan yang tidak diakui menunjukkan betapa angkuhnya kita.
Peristiwa taman eden sebenarnya dapat menjadi suatu pelajaran nyata bagi kita, bahwa dosa telah merusak karakter manusia yang sesuai dengan gambaran Allah. Tetapi melalui Yesus Kristus kita memperoleh pemulihan kembali untuk bisa menjadi serupa dan segambar dengan Allah.
Jangan hanya berani membuat kesalahan - tetapi beranilah mengakui kesalahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar