Simbolik
Ada
beberapa simbol yang digunakan oleh
Zefanya dalam penulisan kitabnya.
Kitab-kitab PL yang ditulis oleh nabi-nabi sangat sering menggunakan simbol
di dalam penulisan mereka. Simbolik adalah
“Studi sistematik mengenai simbol (Yun’ Syahadat)
dan keyakinan-keyakinan dasar berbagai komunitas kristiani yang
berbeda-beda. Studi ini dikembangkan
oleh Georg Callixtus (1586-1656), Johann Adam Mohler (1796-1838), dan banyak
tokoh lainnya.”[1] Beberapa simbol digunakan oleh Zefanya dalam
penulisan kitab Zefanya 1, simbol itu antara lain adalah:
Malbusy Nakhri
Kalimat malbush nakhri ini dituliskan oleh Nabi
Zefanya di dalam Zefanya 1:8, "Pada hari perjamuan korban TUHAN itu, Aku
akan menghukum para pemuka, para anak-anak raja dan semua orang yang memakai
pakaian asing.” Kalimat malbush nakhri mengandung unsur simbolik
dan dalam TB diterjemahkan dengan kalimat “memakai pakaian asing.” Secara harfiah pakaian berarti barang atau
benda yang digunakan atau dikenakan pada bagian tubuh. Dalam bahasa Ibrani pakaian asing dikatakan נָכְרִֽי מַלְבּ֥וּשׁ transliterasi malbusy nakhri atau dalam KJV foreign
apparel dan NASB foreign garments,
kata ini dapat berarti pakaian yang asing; pakaian yang tidak dikenal. Dalam Alkitab, pakaian merupakan “lambang
karakter, kondisi atau perilaku seseorang. “Misalnya, pakaian pesta kawin dalam Matius
22:11 melambangkan kebenaran Kristus yang membuat pendosa menjadi berkenan di
hadapan Allah (Mzm 69:12; 73:6; 109:19; Pkh 9:8; Yes 52:1; 59:6, 17; 61:10;
63:1; Dan 7:9; Za 3:3-4; Mal 2:16; Mat 22:11, 12; Yud 23; Why 1:13; 3:4; 16:15).”[2] “Perjanjian Lama memandang asal pakaian dari
adanya rasa malu yang dibangkitkan oleh dosa (Kej 3:7,21). Oleh karena pakaian
dipandang sebagai ungkapan kepribadian seseorang, maka ketelanjangan dipandang
sebagai keadaan memalukan (Kej 9:22-25) dan menjadi nasib narapidana maupun
para pengungsi (Yes 20:4; Am 2:16).”[3] Karena itu, pakaian dalam konteks Alkitab
lebih banyak mengandung pengertian tentang kepribadian atau karakter seseorang.
Zefanya menggunakan simbol pakaian asing
dalam ayat ini untuk mengungkapkan bahwa TUHAN akan menghukum semua orang Yehuda
yang memakai pakaian asing, yaitu mereka yang hidup dalam penyembahan berhala. Pada masa itu orang-orang yang menyembah
berhala memiliki pakaian tersendiri yang menunjukkan bahwa mereka pengikut dan
penyembah Baal II Raja-raja 10:22, “Kemudian berkatalah Yehu kepada orang yang
mengepalai gudang pakaian: ‘Keluarkanlah pakaian untuk setiap orang yang
beribadah kepada Baal!’ Maka dikeluarkannyalah pakaian bagi mereka.” Selain itu, pakaian juga menunjukan gaya
hidup seseorang. Gaya hidup penduduk
Yehuda sudah jauh dari apa yang Tuhan kehendaki, yaitu kekudusan hidup. Hal itu tampak dari gaya berpakaian para
wanita yang di tulis oleh Nabi Yesaya dalam Yesaya 3:18-24.
Dari beberapa
pengertian di atas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa ‘pakaian asing’ yang
dimaksudkan oleh Zefanya lebih kepada simbol atau lambang dari kepribadian umat
TUHAN yang sudah beralih kepada penyembahan berhala dan hidup bersama para
penyembah berhala atau dengan kata lain ‘pakaian asing’ tersebut adalah
kepribadian yang tidak setia kepada Allah dengan melakukan praktik penyembahan
berhala.
Shofar
Shofar
merupakan
simbol yang Nabi Zefanya gunakan di dalam Zefanya 1:16,
יֹ֥ום
ופָ֖ר וּתְרוּעָ֑ה עַ֚ל הֶעָרִ֣ים הַבְּצֻרֹ֔ות וְעַ֖ל הַפִּנֹּ֥ות הַגְּבֹהֹֽות
Transliterasi, “Yom shofar utru’ah al he’arim habbetsurot we’al
happinot hagevohot.” Zefanya 1:16 TB,
“Hari peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan
terhadap menara penjuru yang tinggi.”
Dalam bahasa Ibrani sangkakala disebut dengan kata “שֹׁופָ֖ר” transliterasi “shofar” yang dapat berarti alat musik
tiup seperti terompet. “Shophar is an ancient musical horn made from
the horn of a ram; used in ancient times by the Israelites to sound a warning
or a summons; used in synagogues today on solemn occasions.”[4] “Artinya shofar
atau sangkakala adalah alat musik kuno yang terbuat dari tanduk domba jantan;
digunakan pada zaman kuno oleh orang Israel untuk suara peringatan atau
panggilan; pada masa ini digunakan dalam rumah-rumah ibadat dan pada
acara-acara resmi.”[5] Shofar menjadi
salah satu lambang yang Zefanya gunakan untuk menyatakan kedatangan hari TUHAN dan
“lambang untuk meminta perhatian kepada pengumuman atau peristiwa tertentu. Sering dikaitkan dengan penghakiman Allah (Kel
19:16; Yes 27:13; Yeh 33:4-6; Hos 5:8; Yl 2:1, 15; Am 2:2; Za 9:14; Mat 24:31;
1 Tes 4:16; Ibr 12:19; Why 1:10; 4:1; 8:2, 6-13; 9:1, 13-14; 10:7; 11:15).”[6] Hari peniupan sangkakala di dalam tulisan
Zefanya mengacu kepada hari TUHAN yang akan datang dengan diiringi suara yang
nyaring seperti bunyi sangkakala. Perjanjian
Baru menggunakan kata σαλπιγγος
transliterasi salpingos yang dapat
berarti “terompet atau suara terompet”.[7] Namun dalam kitab PB LAI TB tidak menggunakan
kata ‘terompet’ untuk mengartikan kata salpingos,
tetapi mengartikannya dengan kata ‘sangkakala’, kemungkinan hal ini dilakukan
dengan maksud untuk tetap menjaga pengertian yang sama seperti kata shofar yang terdapat di dalam PL. Kata salpingos
salah satunya terdapat dalam kitab Wahyu 1:10, “Pada hari Tuhan aku dikuasai
oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti
bunyi sangkakala,” Dengan demikian shofar dalam Zefanya 1:16 mengandung
aspek eskatologis yang berhubungan dengan lambang dari kedatangan hari TUHAN
yang hebat.
[1] Gerald O’ Collin dan Edward F. Farrugia, Kamus Teologia (Yogyakarta: Kanisius,
2003), 296.
[2] “Pakaian.” Alkitab.sabda.org; diakses
08 April 2011; tersedia di http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Pakaian
[3] “Pakaian PL.” Alkitab.sabda.org;
diakses 08 April 2011; tersedia di
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Pakaian%20PL
[4] “Shophar.” www.Artikata.com; diakses
08 April 2011; tersedia di http://www.artikata.com/arti-165934-shophar.html
[5] Google Terjemahan. Translate.google.co.id;
diakses 23 April 2011; tersedia di
http://translate.google.co.id/?hl=id&tab=wT#
[6] “Sangkakala.” Alkitab.sabda.com;
diakses 08 April 2011; tersedia di
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=sangkakala
[7] Hasan Sutanto, PBIK Jilid II (Jakarta: LAI, 2003), 698.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar