MARKUS
9:14-27
BERGANTUNG
KEPADA TUHAN
Dalam cerita Alkitab yang kita baca ada seorang ayah dengan anaknya
yang sakit. Anaknya menderita sakit
sudah sejak lama. Anak ini merupakan
anak satu-satunya dari ayah ini. Dan
Alkitab menuliskan bahwa anak tersebut mengalami penyakit yang disebabkan oleh
roh jahat. Sehingga ayah ini membawa
anaknya kepada murid-murid Yesus untuk bisa disembuhkan dari penyakitnya (Matius
17:16;Lukas 9:40). Tetapi
Murid-murid Yesus tidak dapat menyembuhkan anak tersebut dari penyakitnya. Sehingga dalam Markus 9:14-15
dikatakan bahwa, banyak orang sedang mengerumuni murid-murid Yesus dan beberapa
ahli taurat mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Orang banyak itu sedang mempertanyakan
mengapa murid-murid Yesus sudah tidak menyebuhkan orang yang sakit, seperti
yang pernah mereka lakukan sebelumnya bersama Yesus. Kemungkinan murid-murid ini sudah mulai
kebingungan sebab mereka tidak mampu menjawab mengapa mereka tidak dapat lagi
mengusir setan dari orang sakit.
Selain itu, Yesus sedang tidak bersama-sama dengan mereka, karena
Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes sedang pergi ke atas gunung (G.
Hermon) untuk berdoa di sana. Tetapi
beberapa saat kemudian Yesus pun turun gunung dan melihat banyak orang yang
mengerumuni murid-murid-Nya. Lalu dengan
cepat ayah yang memiliki anak yang sakit itu membawa anaknya kepada Tuhan Yesus
untuk disembuhkan dan memberitahukan bahwa murid-murid-Nya tidak dapat
menyembuhkan anak itu.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa murid-murid Yesus tidak
dapat menyembuhkan anak tersebut?
Padahal beberapa hari sebelumnya mereka sudah banyak melakukan
mujizat, mengusir setan dan penyembuhan kepada orang yang sakit (Markus
6:12-13)? Mereka sudah diberi kuasa
oleh TUHAN (Markus 3:14-15;6:6b-7) untuk memberitakan Injil dan mengusir
setan.
Mengapa pada hari itu sepertinya mereka tidak memiliki kuasa untuk
mengusir setan dan menyembuhkan satu orang anak saja yang sakit?
Apa yang terjadi dengan murid-murid Yesus?
Pertanyaan itu juga ditanyakan murid-murid kepada Yesus, mengapa
mereka tidak mampu mengusir setan? Lalu Yesus berkata “karena kamu kurang
percaya” (Matius 17:19-20a).
Dalam bahasa Yunani dikatakan, “Karena kecilnya imanmu.” Iman mereka terlalu kecil? Apa
yang terjadi dengan murid-murid Yesus, padahal mereka hidup dekat dengan
TUHAN. Mereka setia bersama-sama dengan
TUHAN, mereka selalu bersama TUHAN kemana-mana untuk memberitakan Injil dan
menyebuhkan orang-orang yang sakit.
Mengapa pada hari itu Yesus berkata demikian kepada murid-Nya
sendiri? Karena kecilnya imanmu sehingga kamu tidak dapat mengusir setan itu
dari seorang anak? Berarti pada waktu
itu, ketika mereka hendak mengusir setan dan menyembuhkan anak tersebut,
murid-murid tidak bergantung sepenuhnya kepada TUHAN.
Walaupun secara fisik mereka hidup dekat dengan Yesus, namun pada
waktu itu mereka tidak sungguh-sungguh bergantung pada Yesus.
Secara khusus TUHAN Yesus mengungkapkan hal tersebut di dalam Markus
9:28-29. Mereka tidak bergantung
kepada TUHAN, karena mereka tidak hidup di dalam doa atau komunikasi yang
teratur dengan TUHAN.
Sebuah tafsir Alkitab berkata demikian, “Yang dimaksudkan oleh
Yesus bukanlah bahwa roh-roh jahat jenis itu hanya dapat diusir apabila
didahului dengan doa. Sebaliknya dalam
ayat ini Yesus menyatakan suatu prinsip: di mana iman kurang, doa pun akan
kurang. Di mana ada banyak doa, yang
dilandaskan pada penyerahan sungguh-sungguh kepada Allah dan Firman-Nya, maka
kadar iman pun akan semakin besar. Seandainya
para murid secara tetap dan teratur berdoa, seperti yang dilakukan oleh Yesus,
maka mereka dapat berhasil menangani kasus tersebut.”
Apakah murid-murid kurang berdoa, sehingga iman mereka begitu kecil
dan dikatakan mereka kurang percaya?
Ya. Tuhan Yesus sendiri yang
mengatakannya. Sudah Jelas, bahwa mereka
tidak hidup lagi di dalam doa yang teratur kepada TUHAN. Kemungkinan besar, karena Yesus naik ke atas
gunung dan banyaknya orang yang ingin dilayani, sehingga mereka terlalu sibuk
melayani dan lupa untuk berdoa kepada TUHAN.
Kurangnya komunikasi dengan TUHAN membuat kurangnya iman mereka
kepada TUHAN. Kurangnya kehidupan di
dalam doa menunjukkan betapa kurangnya kita bergantung kepada TUHAN.
Karena hidup yang bergantung pada TUHAN dapat dinyatakan dengan
senatiasa berdoa.
Murid-murid Yesus bukan orang biasa, mereka adalah 12 rasul TUHAN,
tetapi mereka tidak akan dapat melayani orang lain dengan baik, tanpa hidup di
dalam doa.
Perenungan dari kisah ini mengajarkan kita, bahwa kuasa TUHAN tidak
akan pernah nyata di dalam kehidupan kita tanpa kita bergantung sepenuhnya
kepada TUHAN di dalam doa-doa kita.
Jangan sampai kesibukan membuat kita melupakan kehidupan kita di
dalam doa kepada TUHAN. Kesibukan dalam
pelayanan, dalam membuka usaha, dan dalam hal-hal yang lain, tidak boleh
membuat kita menyepelekan doa.
Doa yang dimaksudkan dalam ayat ini bukan “kegiatan untuk berdoa/mendoakan”
“proseukhomai” dalam artian kita berdoa seperti biasa saja yang kita lakukan
dalam ibadah-ibadah doa atau pun berdoa makan, tidur, bangun. Tetapi “berdoa” dalam ayat ini adalah
“proseukhe” artinya doa atau tempat berdoa.
Dengan pengertian hubungan yang lebih dekat dan pribadi dengan TUHAN
secara tekun/terus menerus tak putus-putusnya setiap hari, hal ini lebih
mendekati kepada waktu-waktu kita untuk bersaat teduh (membaca F.T, Memuji
TUHAN, berdoa) secara pribadi dengan TUHAN.
Yesus melakukan doa (Hubungan Pribadi dengan TUHAN) tersebut dengan
pergi ke bukit untuk berdoa (kegiatannya) dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah (Lukas 6:12). (BIS)
Pada waktu itu Yesus naik ke sebuah bukit untuk berdoa. Di situ Ia berdoa
kepada Allah sepanjang malam. Ketika
kita menganggap hubungan dengan Allah begitu penting untuk kita, maka sepanjang
hari kita akan selalu ingin bersekutu dengan-Nya.
Bukan hanya rasul-rasul itu yang memiliki kuasa untuk mengusir
setan, bukan cuma Hamba Tuhan yang bisa usir setan, tetapi semua orang yang
percaya kepada Yesus diberikan kuasa.
Semua orang yang hidupnya bergantung kepada TUHAN, tidak ada yang
mustahil baginya (Markus 9:23).
Mengapa demikian, karena kuasa untuk menyembuhkan dan mengusir setan itu
berasal dari TUHAN Yesus, bukan kuasa kita.
Kita akan mampu menyatakan kuasa itu, jika hidup kita benar-benar
disiplin di dalam hubungan pribadi dengan TUHAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar